Senin, 14 Oktober 2019


Jalanan Malioboro, Kota Yogyakarta (13 Oktober 2019) kembali ramai dengan ribuan santri dalam menyemarakan kegiatan Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri 2019 di Jogja diramaikan oleh ribuan santri dari pondok pesantren se-DIY,mereka menyemarakan  acara Grebeg Santri sebagai rangkaian dari kegiatan Hari Santri Nasional. Dalam acara kali ini mengusung tema Santri Nyawiji Indonesia Gumegrah. Dari tema ini mengandung makna filosofis, dimana ketika santri bersatu, guyub, gotong royong, allied maka apa yang menjadi harapan Indonesia akan mudah tercapai.
Kegitan grebeg yang diramaikan oleh 50 kontingen yang meliputi pondok pesantren se-DIY dan Banom NU diawali dengan kumpul dan start di Parkiran Abu Bakar Ali selanjutnya santri melakukan kirab sepanjang jalan Malioboro hingga titik nol km, dalam kirab menuju titik nol km banyak kesenian, atraksi, maupun karya – karya buatan santri yang merepresentasikan kehidupan atau kultur pesantren. Sebagai contoh Pondok Pesantren Mahasiswa Aswaja Nusantara mengusng konsep “Kembulan” , dalam Bahasa Indonesia kembulan memiliki makna dengan makan bersama. Kembulan sendiri merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas dari pesantren, dalam pesantren kembulan menjadi media santri untuk saling ber-akrab – akraban, dalam konsep kembulan sendiri sebenarnya mencerminkan banyak hal ; makan bersama, merasakan kebersamaan, berbagi bersama tanpa melihat siapa yang mendapat yang banyak dan sedikit, siapa yang cepat atau yang lambat, pada intinya dalam konsep kembulan mengedapankan semangat menjalin ukhuwah dan mempererat tali kekeluargaan. Disisi lain dalam kembulan biasanya mempergunakan daun pisang sebagai alas makanan yang disajikan dan terkait makanan yang disajikan pun sederhana, biasanya gudangan,lalapan yang semuanya berasal dari alam, hal itu sebenarnya merefleksikan bahwa santri itu juga dekat alam. Mengutip apa yang ditulis Azhieb “Jika hajat makan bersama (kembulan) diatas daun pisang adalah kebaikan untuk jiwa, mestinya kita tidak boleh saling melukai atau menyakiti alam”, karena hal itu maka manusia harus memperhatikan, mencintai, merawat bumi yang menjadi sumber kehidupan manusia. Tak hanya itu  ada juga santri yang ingin tampil dengan penampilan yang anti mainstream, banyak juga santri yang merias wajah mereka layaknya Joker atau dengan membuat kostum unik.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini harapannya bisa memupuk semangat nasionalisme, mempertahankan ideologi Pancasila serta menjalin kebhinekaan. Selain itu santri diharapkan dapat menjadi pionir dalam menjawab tantangan sosial dan budaya. Tak hanya itu santri juga harus menjadi agent of change disegala sektor baik ekonomi, politik, pendidikan dll.

0 komentar:

Posting Komentar

Haus Bacaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts