Krisis ekonomi yang terjadi dewasa ini mempunyai impact di sektor Peternakan, salah satunya adalah ketergantungan impor dan akibatnya akan terjadi kolaps. Diperparah lagi dengan perhatian pemerintah yang dianggap masih kurang di sektor peternakan, padahal sektor peternakan sendiri mempunyai peluang yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama dalam hal membuka lapangan kerja, karena dalam industry peternakan sangatlah kompleks sehingga membutuhkan SDM yang tidak sedikit.
Jika kita lihat dalam fenomena konsumsi masyarakat pasca krisis ekonomi trend terhadap permintaan dalam hasil usaha peternakan semakin meningkat. Peningkatan trend konsumsi tersebut dapat menjadi suatu tantangan dan dapat pula menjadi sebuah peluang dalam bidang peternakan maupun subsektor peternakan, khususnya untuk produk daging dan telur. Dihubunngkan dengan perdagangan global, Indonesia saat ini menjadi negara dengan pengimpor terutama daging sapi atau ternak hidup, dan bibit ayam. Disamping itu Indonesia juga mengimor feed supplement pakan ternak. Ketergantungan terhadap semua hal tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan peternakan di Indonesia.
Perlu diketahui sebenarnya peranan subsektor dapat menjadi alternatif dalam menyelesaikan kasus pengganguran, tetapi dalam sekarang ini atara sektor dan subsektor belum ada connectivy yang baik. Padahal di era revolusi industri 4.0 tidak dapat dipungkiri lagi teknologi sangatlah berkembang pesat, sudah semestinya dalam sektor peternakan memanfaatkan teknologi yang ada, yang harapannya dapat menunjang berkembangnya subsektor sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. Subsektor harus mulai difokuskan pada produksi pangan, karena tak dapat dipungkiri masalah pangan adalah masalah yang important dan ditambah lagi dengan kebutuhannya yang pasti selalu meningkat. Sekarang kita harus merubah pola pemikiran bahwa usaha peternakan bukanlah usaha padat karya, karena kita ketahui usaha peternakan mempunyai peranan penting untuk mendunkung industry pangan.